WAWANCARA: Senior Project Manager The Premiere Hills, Novi Sunarsadmoko - Foto Dok Agustin. |
GOKALTIM.COM, SAMARINDA- Pengembang proyek properti The Premiere Hills di Samarinda telah mengambil sejumlah inisiatif konkrit untuk menangani dampak bergesernya penahan tanah yang mendorong rumah warga di kawasan M Said. Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk mengembalikan kondisi aman dan kondusif bagi warga setempat.
Hal ini diungkapkan oleh Senior Project Manager The Premiere Hills, Novi Sunarsadmoko, usai mengikuti public hearing yang diadakan oleh sekretaris daerah pemerintah kota (pemkot) Samarinda di Kantor Sekretariat Daerah Samarinda, Kalimantan Timur, pada Jumat (5/1/2024).
Public hearing tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Samarinda.
"Kami berterima kasih kepada Pemkot Samarinda yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menjelaskan situasi yang terjadi di kawasan M Said, yang berbatasan dengan proyek kami. Kami telah menyampaikan secara komprehensif kronologi kejadian, langkah-langkah yang sudah kami lakukan, dan penanggulangan yang kami siapkan agar situasi dapat kembali normal sesuai dengan harapan warga," kata Novi.
Menurut Novi, ada dua hal yang dijelaskan dalam public hearing, yaitu aspek teknis dan non teknis. Aspek teknis berkaitan dengan penyebab dan solusi dari bergesernya penahan tanah yang terjadi pada Jumat, 29 Desember 2024, yang mengakibatkan rumah warga terdorong. Aspek non teknis berkaitan dengan perizinan, tujuan, dan tanggung jawab proyek The Premiere Hills.
"Secara teknis, kami telah melakukan geo scan di beberapa titik sebelum membuat penahan tanah, sehingga kami sudah menghitung risiko yang mungkin terjadi. Kami juga telah mengikuti SOP yang berlaku, yaitu berkonsultasi dengan pihak-pihak yang ahli di bidangnya. Tim kami terdiri dari tim geo force dan tim proyek yang bekerja dengan hati-hati," ujar Novi.
Novi menambahkan, pihaknya telah menyiapkan tiga langkah konkrit untuk menangani dampak bergesernya penahan tanah, yaitu:
1. Melakukan evakuasi dan bantuan kepada warga yang terdampak, termasuk menyediakan tempat tinggal sementara dan kebutuhan sehari-hari.
2. Membeli tiga rumah yang terdampak untuk membebaskan lahan dan menjaga keamanan warga.
3. Menyiapkan skenario teknis permanen untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
"Secara non teknis, kami menegaskan bahwa proyek kami memiliki landasan hukum yang kuat, dan akan disesuaikan dengan UU Cipta Kerja yang baru. Proyek kami bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Samarinda, dan kami memiliki komitmen tinggi untuk bertanggung jawab atas aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan," tutup Novi.
Pemerintah Kota Samarinda terus mengawasi komitmen dari pengembang proyek properti The Premiere Hills yang berkomitmen akan memberikan solusi konkrit bagi warga yang rumahnya terdorong akibat bergesernya penahan tanah di kawasan M Said, Samarinda, Kalimantan Timur.
"Jangan sampai komitmen itu tidak terlaksana, mengingat dampaknya kepada rumah warga sekitar. Kami akan terus mengawasi dan menindaklanjuti perkembangan kasus ini," ujar Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Kota Samarinda Sam Syaimun.
Ia mengatakan, pihaknya tidak akan tinggal diam jika komitmen tersebut tidak dilaksanakan oleh pengembang.
Pemkot Samarinda juga telah mengingatkan para pengembang untuk lebih mengutamakan tanggung jawab sosialnya, daripada hanya sekadar mengejar keuntungan.
"Kami harap pengembang bisa bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan oleh proyeknya. Jangan sampai ada korban jiwa atau kerugian materi yang lebih besar lagi," tuturnya.
Sam Syaimun mengungkapkan, pihaknya telah melakukan rapat bersama pengembang The Premiere Hills dan telah membuat notulen rapat yang berisi komitmen pengembang untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Tinggal bagaimana pengembang tersebut menjalankan komitmennya. Kami akan terus memantau dan mengawal prosesnya," tuturnya. (AGS/AJ)