WAWANCARA: Area Manager Commrel & CSR Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Arya Yusa Dwicandra - Foto Dok Agustina |
GOKALTIM.COM, SAMARINDA- PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan meluncurkan pengisian solar bersubsidi menggunakan Quick Response Code (QR code) di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Kaltim, yang sudah akan diberlakukan mulai 28 Maret 2023 mendatang.
“Kita akan menerapkan pengisian solar bersubdisi pada 28 Maret 2023, sembari juga menunggu revisi Perpres Nomor 191 Tahun 2024 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM). Langkah ini kita lakukan bertujuan untuk mencegah penyelewangan penggunaan BBM subsidi dari jalur regulasi,” ujar Area Manager Commrel & CSR Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Arya Yusa Dwicandra, Kamis (2/3/2023) lalu.
Dirinya mengemukakan, uji coba menggunakan fuel card ternyata masih belum efektif dan belum sepenuhnya sinkron, sehingga Pertamina mulai saat ini mengarahkan untuk menggunakan QR Code sebagai alat pembayaran.
Kemudian penggunaan QR Code bertujuan untuk mengawal distribusi BBM bersubsidi yang dalam satu tahun nilainya sekitar Rp500 triliun. Hal ini mengingat diakuinya dalam penyalurannya terjadi banyak penyalahgunaan.
“Tujuan penggunaan QR Code ini agar penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran dengen mendeteksi dan mennsikronkan pengguna kendaraan yang mengisi BBM bersubsidi. Selain itu juga mengurangi beban pemerintah terkait besaran subsidi yang dikeluarkan setiap tahun,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan konsumen yang berhak mendapatkan subsidi nantinya akan mendapatkan dan mendaftarkan QR Code dengan dipandu petugas pertamina sesuai dengan golongan pengendara. Setelah disetujui konsumen boleh menggunakan QR Code.
Ada pun tempat pendaftaran QR Code bisa dilakukan disetiap stasiun pengisian bahan bakar. Persyaratannya adalah kartu tanda penduduk, surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan membawa kendaraan.
"Kalau pengisian solar bersubsidi tanpa menggunakan QR Code pembelian solar bersubidi hanya dibatasi 20 liter per hari, sedangkan jika menerapkan pengisian dengan QR Code boleh mengisi maksimal 200 liter," jelasnya.
Dalam kesempatan ini dirinya berharap masyarakat Kaltim pengguna solar bersubsidi segera mendaftar agar nantinya mendapatkan kuota subsidi yang sudah dialokasikan, dengan konsumen yang tepat sasaran.
“Untuk wilayah Kalimantan, yang sudah menerapkan ini baru Provinsi Kalsel dan Kalteng, sedangkan Kaltim akan diterapkan pada 28 Maret 2023 mendatang," tukasnya.(Tna/Ar)